Kamis, 24 April 2014

Gerakan Takfiri Internasional : Deklarasi Iwak Peyek Anti Syiah 'Sukses'

ALIANSI NASIONAL ANTI SYIAH - Ahmad Zein al-Kaf, ketua Yayasan al-Bayyinat, dalam forum "Deklarasi Anti Syiah" pada Ahad, 20/04/14, mengulangi retorika anti toleransi yang selama ini dimegavonkan dan mengklaim bahwa ajaran Syiah tidak bisa hadir di negara Indonesia yang menurutnya hanya milik "Ahlus Sunnah Wal Jamaah".

Pentolan al-Bayyinat dalam pidato di acara yang di gelar di masjid al-Fajr Cijagra, Bandung itu menuntut kepada "umat Islam" segera mewujudkan cita-cita untuk mengusir ajaran Syiah dari Indonesia.

“Sudah tidak musimnya lagi kita berdialog dengan kaum Syiah," katanya, mengulangi seruan sesatnya. "Kami sudah 25 tahun mengkonter Syiah dengan dialog," klaimnya.

Ahmad Zein merasa ketakutan dengan perkembangan Syiah di Indonesia dan mengatakan, "Syiah semakin menjadi, dan saat ini masanya kita berjihad melawan Syiah, sudah tidak ada lagi toleransi dengan Syiah dan tidak ada gunanya lagi berdialog dengan Syiah."

"Dan perlu ditegaskan juga bahwa Indonesia ini adalah bumi "Ahlus Sunnah Wal Jamaah" bukan Syiah!” klaimnya lagi.

Dia juga menyebut bahwa ajaran Syiah sudah mengancam Indonesia. Seolah-olah melupakan bahwa selama ini yang mendeklarasikan diri dan ingin menjadikan Republik Indonesia sebagai negara Wahabi ala Saudi Arabia adalah elemen-elemen Takfiri binaan kerajaan despotik Saudi Arabia, termasuk yayasan yang dibinanya selama ini.

"Jika aparat, ulama, rakyat Indonesia tidak tegas dengan Syiah, Indonesia bisa jadi akan menjadi seperti Irak, Suriah, Yaman dan negara-negara lainnya," sebuah klaim yang justru mempertegas doktrin Ahmad Zein bahwa kekerasan diubahnya menjadi kesalehan, penindasan diubah menjadi cara meraih pahala dan surga, pembunuhan, penjarahan, dan semua tindakan yang menurut standar logika adalah baik, adalah kebiadaban, seperti yang terjadi di di Madura dan Jember, Jawa Timur beberapa tahun lalu.

Sementara itu, Athian Ali sebagai tuan rumah dalam sambutannya mengatakan, "Saat ini tidak ada lagi yang memperdebatkan atau mempertemukan ajaran sesat Syiah dengan Islam", dan mengklaim, "Kesesatan ajaran agama Syiah berkedok Islam sudah jelas.

“Bagaimana mungkin kita bisa mempersatukan ajaran yang haq dan bathil. Bagaimana mungkin kita bisa mempersatukan dengan ajaran yang menghina Rasulullah.

"Bagaimana mungkin mempertemukan umat Islam dengan orang-orang yang menganggap para sahabat sebagai kafir. Bagaimana mungkin kita bisa bersatu dengan ajaran yang menghalalkan zina lewat mut’ah dengan ajaran Islam yang murni, katanya, melupakan ajaran nikah Misyar yang dilakoni Arab-Arab berigal di Puncak, Bogor, Jawa Barat.

Hadir dalam acara tersebut Bachtiar Nasir, salah satu "ulama" yang digadang-gadang sebagai Ahmed al-Assir-nya Indonesia.

Selain Bachtiar Nasir yang punya kontak langsung dengan Bandar bin Sultan, sejumlah tokoh dan "ulama" juga hadir dalam acara tersebut, diantaranya, KH Abdul Hamid Baidlowi, Prof. Dr. KH Muslim Ibrahim (Ketua MPU Aceh), KH Muhammad Said Abdus Shamad Lc (Ketua LPPI Makassar), Prof. Dr. KH Maman Abdurrahman (Ketua Persis), Drs. KH Abdul Muis Abdullah (Ketua MUI Balikpapan), KH Ahmad Cholil Ridwan Lc (Ketua MUI Pusat), Zein al Kaff (Ketua al-Bayyinat Jawa Timur), Muhammad Alkhathath (Sekjen FUI), Farid Ahmad Okbah MA dan Prof. DR. Muhammad Baharun (pakar Syiah), Bachtiar Nasir (Sekjen MIUMI), dan KH Athian Ali M Dai Lc. MA (Ketua FUUI).

Meski sebelumnya jauh-jauh hari panitia menyebar sekitar 7000 undangan di seluruh Indonesia, namun acara dihadiri sekitar 2000 orang. Menurut reporter Islam Times, acara tersebut cukup sukses dengan adanya show force, Laskar Pemburu Aliran Sesat (LPAS) binaan Abu Jibril yang sebagian para personilnya pernah "nyantri" mengasah pedang dan belajar bagaimana menarik pelatuk bedil di negara Afghanistan, Pilipina dan Yaman.
Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah di Cijagra itu menghasilkan empat butir kesepakatan bersama yang tertuang dalam pernyataan komitmen dan tekad para "ulama".

Kesepakatan tersebut ditandatangani oleh Ketua Pengurus Harian KH Athian Ali, Ketua Dewan Pakar KH Atip Latiful Hayat dan Ketua Majelis Syuro KH Abdul Hamid Baidlowi.

Berikut empat butir rekomendasi tersebut;  pertama, menjadikan lembaga "Aliansi Nasional Anti Syi'ah" sebagai wadah dakwah amar ma'ruf nahi munkar.

Kedua, memaksimalkan upaya preventi, antisipatif, dan proaktif membela dan melindungi umat dari berbagai upaya penyesatan akidah dan syari'ah yang dilakukan oleh kelompok Syi'ah di Indonesia.

Ketiga, menjamin ukhuwah islamiyah dengan berbagai organisasi dan gerakan dakwah di Indonesia untuk mewaspadai, menghambat dan mencegah pengembangan ajaran sesat Syi'ah.

Keempat, mendesak pemerintah agar segera melarang penyebaran faham dan ajaran Syi'ah serta mencabut izin seluruh organisasi, yayasan, dan lembaga yang terkait dengan ajaran Syi'ah di seluruh Indonesia. Demikian Ketua Pengurus Harian KH Athian Ali saat membacakan deklarasi tersebut. []

Sumber : ISLAM TIMES
Share:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

© Official Blog of Aliansi Nasional Anti Syiah All rights reserved | Theme Designed by Seo Blogger Templates