ALIANSI NASIONAL ANTI SYIAH - Ketua Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (Ijabi) Jawa Barat Hesty Rahardja enggan mengomentari lebih jauh terkait 'Deklarasi Aliansi Nasional Anti Syiah' di Cijagra, Kecamatan Lengkong, Kota Bandung, Ahad (20/4). Menurutnya, hal itu hanya perbedaan pendapat antara kelompok satu dengan yang lain.
"Kita menghargai kebebasan berpendapat. Tapi saya berharap semua pihak mengedepankan kedamaian," katanya saat dihubungi RoL, Ahad (20/4).
Dikatakan Hesty, IJABI Jabar sudah melaporkan terkait acara ini ke Polda Jabar. Laporan itu juga ditembuskan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan MUI Jabar. Hal itu dikarenakan terkait adanya kata 'anti' dalam acara yang dilangsungkan. Menurutnya, kata itu bisa memicu kebencian antara kelompok satu dengan kelompok lain.
"Kita sudah laporkan ke Polda, karena kata 'anti' itu bisa menimbulkan konflik. Ini tidak sesuai dengan budaya Jawa Barat yang silih asah silih asih dan silih asuh," katanya.
Dia mengatakan, perbedaan yang ada harusnya disikapi dengan rasa toleransi yang tinggi. Menurutnya, fiqih yang dianut satu kelompok tidak bisa digunakan untuk menghakimi kelompok lain. Dia mencontohkan, kata 'aamiin' dalam sholat ada yang mengatakan boleh dan ada yang mengatakan tidak.
"Yang pasti semua warga negara Indonesia berlandaskan Pancasila. Kalau perbedaan yang lain biar menjadi diskusi ilmiah," ujarnya. []
"Kita menghargai kebebasan berpendapat. Tapi saya berharap semua pihak mengedepankan kedamaian," katanya saat dihubungi RoL, Ahad (20/4).
Dikatakan Hesty, IJABI Jabar sudah melaporkan terkait acara ini ke Polda Jabar. Laporan itu juga ditembuskan ke Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan MUI Jabar. Hal itu dikarenakan terkait adanya kata 'anti' dalam acara yang dilangsungkan. Menurutnya, kata itu bisa memicu kebencian antara kelompok satu dengan kelompok lain.
"Kita sudah laporkan ke Polda, karena kata 'anti' itu bisa menimbulkan konflik. Ini tidak sesuai dengan budaya Jawa Barat yang silih asah silih asih dan silih asuh," katanya.
Dia mengatakan, perbedaan yang ada harusnya disikapi dengan rasa toleransi yang tinggi. Menurutnya, fiqih yang dianut satu kelompok tidak bisa digunakan untuk menghakimi kelompok lain. Dia mencontohkan, kata 'aamiin' dalam sholat ada yang mengatakan boleh dan ada yang mengatakan tidak.
"Yang pasti semua warga negara Indonesia berlandaskan Pancasila. Kalau perbedaan yang lain biar menjadi diskusi ilmiah," ujarnya. []
Sumber : REPUBLIKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar